Oleh : Dedy Agung Prasetyo
Para pendiri bangsa ini telah bersepakat menetapkan
konsensus nasionalnya, yaitu Pancasila sebagai falsafah dan dasar negara yang
berisi hal-hal yang menurut sifat dan berlakunya adalah universal. Di
dalam falsafah ini mengatur tentang relasi antara warga bangsa dengan sang penciptaNya,
Tuhan Yang Maha Esa, mengatur pula relasi di antara sesama warga bangsa dalam konteks hubungan antar individu, serta warga
bangsa dengan negara sebagai pengikat simpul kebangsaan dengan organisasi yang
mengaturnya. Jika menurut Ir.Soekarno,
Pancasila bisa diperas menjadi sosionalisme, sosiodemokrasi dan dan
ketuhanan Yang Maha Esa. Sehingga interaksi antar masyarakat, maupun antara
masyarakat dengan negara akan tercipta sebuah tatanan masyarakat yang
demokratis dan berkeadilan.
“Tidak
ada bangsa yang mencapai kebesaran jika bangsa itu tidak percaya kepada
sesuatu,dan jika tidak sesuatu yang dipercaya itu memiliki dimensi-dimensi
moral guna menopang peradaban besar”
(John
Gardener, 1992)
Secara harfiah Pancasila adalah lima dasar atau
lima asas, yang merupakan dasar negara Indonesia. Asas tersebut terdiri
dari Ketuhanan yang maha Esa, kemanusaan yang adil dan beradab, persatuan
Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh ikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila
sebagai ideologi hakikatnya adalah sebagai sistem nilai bangsa. Sistem nilai seperti ini
dipandang oleh studi filsafat yang secara historis digali pada budaya bangsa dan ditempa oleh
penjajahan, yang kemudian diterapkan pada wilayah yuridis kehidupan kenegaraan sebagai
pedoman dalam mewujudkan integritas moral, nalar dalam berhukum, dan kedewasaan
berpolitik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hal itu sebagai konsensus
nasional bangsa Indonesia melalui sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945. Contoh penerapan nilai
pancasila dalam bernegara adalah proses pembuatan peraturan perundang-udangan yang
berlaku di Indonesia harus berdasarkan Pancasila dan isinya tidak boleh
bertentangan dengan Pancasila.
Merajut kebersamaan dengan gotong royong
Untuk mewujudkan tujuan bernegara yang maju
adil dan sejahtera mutlak diperlukan adanya persatuan antar komponen bangsa. Jika
tidak, tentu mustahil tujuan mulia itu akan dapat terwujud. Maka, kita sebagai
generasi muda yang hidup di zaman globalisasi ini harus memperdalam dan
benar-benar memahami makna dari Pancasila yang sebenarnya. Di zaman modern yang
akrab dengan pemanfaatan teknologi canggih ini, seharusnya kita dapat dengan
mudah menemukan informasi yang berguna dan berkaitan dengan nilai-nilai
Pancasila. Generasi muda juga harus menerapkan nilai-niai Pancasila dengan
baik. Sebagai contoh, kita sebagai manusia yang berketuhanan wajib beribadah
memeluk agama yang kita yakini dengan penuh kesungguhan, sebab pada dasarnya kualitas
interaksi yang baik antara manusia dengan Tuhannya akan menjadikannya inspirasi
positif dalam berperilaku dan bertindak. Di samping itu kita juga perlu menghargai
terhadap sesama manusia, menumbuhkembangkan sikap saling toleransi, menghargai agama
dan kepercayaan orang lain yang berbeda dengan kita. Semua itu diperlukan dalam
menjaga harmoni kehidupan bermasyarakat.
Toleransi antar umat beragama mengokohkan kebhinekaan
Contoh lain dalam memaknai arti
Pancasila adalah dengan adanya fenomena perkembangan media sosial (medsos). Informasi
begiru cepat beredar sehingga ketika ada sebagian dari saudara kita yang tidak
mampu, tertimpa musibah atau kemalangan maka kemudian secara responsif banyak dari
kita tergugah untuk segera membantu, misalnya dengan mendonasikan sejumlah dana
dalam membantu kalangan yang kurang beruntung tersebut. Kondisi ini tentu
berbeda dengan kondisi jaman dahulu saat perkembangan teknologi informasi tidak
secanggih seperti sekarang ini. Dengan demikian perkembangan teknologi komunikasi
dan informasi semakin mempermudah generasi muda untuk mengamalkan nilai-nilai
Pancasila.
Menyatukan perbedaan dengan musyawarah
Sesungguhnya penerapan nilai-nilai pancasila dalam
keseharian mengajarkan kita semua untuk tidak berfikiran sempit, justru sebaliknya,
anugerah kemajemukan yang diberikan Allah SWT ini semestinya semakin membuka
penerimaan kita terhadap setiap perbedaan yang ada. Generasi muda jaman now harus benar – benar dapat memahami bahwa sikap
toleransi dan saling menghargai ini akan menjadi modal utama untuk merawat
kebhinekaan demi masa depan Bangsa dan Negara Indonesia. Jangan karena berbeda
agama menjadikan kita terkotak-kotak dan
bersikap sinis. Jangan hanya karena perbedaan pandangan politik menjadikan kita
terpecah belah. Dan Jangan pula hanya karena perbedaan pendapat dengan
orang-orang terdekat kita mengenai sesuatu hal menjadikan kita semakin berjarak
dan bersekat. Semoga kita semua menjadi bagian generasi muda jaman now yang
sukses dalam memaknai dan menerapkan nilai-nilai pancasila.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar